Mati Indah Seperti Para Punggawa Grunge



Hilang sudah satu permata musik Grunge. Chris Cornell, vokalis dari Soundgarden juga Audioslave. Dia ditemukan tergeletak di kamar mandi bermandikan darah. Pihak kepolisian kemudian menduga Cornell bunuh diri.
 
Dia merenggangkan nyawa setelah konsernya bersama Soundgarden, band yang melambungkan namanya di kancah musik. Lebih dari itu, Cornell menambah daftar para pemusik genre ini yang mangkat--saya ragu melabelinya 'tragis'. Grunge atau Seattle sound, memang identik dengan nihilisme dan depresi terhadap kondisi sosial.

Hal yang paling jelas dapat terlihat pada barisan liriknya. Charlie R. Cross menuliskan dalam Heavier Than Heaven bahwa kemuakan anak muda pada perang dan kondisi sosial, salah satu dorongannya. Depresi ini kemudian melahirkan rasa keinginan untuk mati. Kematian ini bemakna filosofis seperti dijelaskan oleh Albert Camus dalam Mite Sisifus.

Beberapa pionir musik ini kemudian memilih jalan ini. Berikut ini para musisi Grunge yang mati tersebut. Dan yang menariknya kesemuanya adalah friontman alias vokalis, sekaligus pencipta lagu.

1. Layne Stanley

Dia adalah frontman Alice in Chains. Grup yang terkenal dengan single Them Bones. Dia ditemukan meninggal di rumahnya. Pada April 2002. Mayatnya terbujur kaku di samping kaleng pylox.

Polisi dan ibunya menemukan juga serbuk kokain. Sebelum kematiannya, salah satu rekan bandnya, Mike Starr yang juga sebagai basis di Alice In Chains, sempat menemuinya di acara ulang tahunnya.

Dia melihat Layne pucat dan kelihatan tidak sehat. Namun Layne menolak. Besoknya dia meninggal karena overdosis, setelah kegagalannya rehab sebanyak 3 kali.

2. Scott Weiland

Scoot Weiland memang bukan murni musisi grunge, dalam perkembangannya dia memainkan alternatif rock atau hard rock baik di Stone Temple Pilot atau Velvet Revolver.

Gayanya yang flamboyan--mengingatkan pada Mick Jagger dan Steve Tyler--sedikit kontras dengan karakter vokal yang dan dalam. Pelantun "Plush", membawa Stone Temple Pilot meraih "Best Hard Rock Perfomance" di Grammy di tahun 1994 ini ditemukan meninggal tahun 2015.

Di bus tur sehabis penampilannya di Bloomington, dia ditemukan tewas. Dugaan medisnya dia mengalami overdosis karena kokain dan alkohol. Hal itu dimungkinkan karena kesemuanya barang tersebut ditemukan di TKP.

3. Kurt Cobain

Dewa generasi 90-an ini menyisakan duka sehabis bunuh dirinya. Tahun 1994, peluru shotgun melubangi kepalanya di usia 27 tahun.

Sebelumnya, sang istri, Courtney Love melaporkan bahwa suaminya ini telah berkali-kali ditemukan overdosis.

Sekali waktu dia melakukan percobaan bunuh diri. Dia bahkan sempat menuliskan pesan bunuh dirinya.Dan dia berhasil mati dengan kemauannya.

Grunge adalah pemberontakan sama halnya genre-genre musik lainnya. Namun ini adalah pemberontakan yang eksistensialis dan mungkin sajaperwujudan absurditas.

Hingga kematian adalah jawaban dari semua teka-teki kemanusiaan. Seperti pada diktum lawasnya,

"I hate myself and I wanna die"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dari Gereja Hingga Eksplorasi Lokalitas (Review Buku Puisi Mario F. Lawi, Mendengarkan Coldplay)

Maaf Cak Nas (Obituari drg. Nasman Nuralim Ph.D)

Ketika Mitos dan Realitas Melebur (Review Buku Parabel Cervantes dan Don Quixote)