Postingan

Seperti Api, Itulah Klise Seringai

Gambar
Album : Seperti Api Artis    : Seringai Tahun : 2018 Seringai adalah pencipta gemuruh amarah yang trendi. Tidak semua band cadas Indonesia yang pandai menciptakan gimmick seperti mereka.  Mulai dari estetika di musik, desain kaos, zine, hingga pelbagai experemintasi di luar riuh musiknya. Rasanya setiap apa yang mereka keluarkan akan hype.  Saya masih ingat bagaimana hebohnya kaos band ini yang berjudul "Lencana",  dan konon sempat membuat gerah para seragam cokelat. Desain tengkorak Arian di setiap sleeve album sangat ikonik, dan tiada hilang hingga usia lebih 10 tahun band ini. Kehebatan disempurnakan dengan konsistensi. Senada dengan tagline mereka, "Generasi Menolak Tua". Nada itu setali dengan pendapat Nuran Wibisono. Musik agresif bercumbu dengan lick  blues ala Motorhead. Sesekali melambat selayak Kyuss atau Black Sabbath. Sekiranya itu menjadi ciri yang melekat dalam formulasi musik Seringai.  Tampilan cd dan case album Liriknya lugas dan eksplisit. Formula

Hari-Hari Penuh Ketakutan Sang Korban Persekusi

Gambar
Ilustrasi: IDN Times Subuh itu saya dikagetkan (24/9) oleh riuh gemuruh grup Whatsaap kosan saya. Isinya tak lain adalah beberapa link berita bahwa dia adalah penista agama dan ujaran laknat-laknat lainnya. Dia adalah Andi Fadlan Irwan (26), seorang dokter, aktivis, sekaligus intelektual. Malam sebelumnya dia bertarung di Twitter bersama akun Twitter Tifatul Sembiring dan Taufiq Ismail perihal tragedi 1965. Dia menambah daftar keributan perihal itu. Ciutan itu langsung dibalas dengan rentetan makian, juga beberapa diantaranya adalah ancaman.Tak luput juga beberapa media yang tanpa klarifikasi. Ya, Fadlan telah menerima persekusi. Dalam hal ini saya memakai definsi Jaako Kuosmasen, yang menjelaskan tiga syarat persekusi: (1) ancaman asimetris dan sistemik; (2) bahaya berat dan berkelanjutan; dan, (3) sasaran diskriminatif dan tidak adli. [1] Salah satu media yang memberitakan Andi Fadlan Irwan secara sepihak Saya langsung mengobrak-abrik Twitter dan mengg

Andi Fadlan Irwan, Kau Tidak Sendiri

Gambar
Minggu subuh itu, saya dikagetkan oleh banyak pesan masuk di salah satu grup Whatsapp. Isinya sebuah berita rekan saya yang mengalami persekusi setelah ikut berpartisipasi dalam twitwar bersama akun Twitter Tifatul Sembiring dan Taufiq Ismail sebelumnya membahas terkait topik 65. Ada sebuah agama yang pernah membantai ratusan juta manusia selama ribuan tahun di slrh dunia: islam . Ciutan itu langsung dibalas dengan rentetan makian, juga beberapa diantaranya adalah ancaman. Tak luput juga beberapa media yang tanpa klarifikasi langsung saja memuat berita bermodal  satu dua informasi. Pun para netter juga turut meliar. Informasi pribadinya di Facebook dan media sosial lainnya menjadi modal untuk persekusi. Sekilas memang pendapat ini bisa dibilang ngawur, namun seberkas Ingatan masuk saat pertemuan pertama saya, sekitar tahun 2009. *** Kali itu saya bertemu dengannya di media sosial, Facebook. Andi Fadlan Irwan, namanya memang sudah santer terdengar di wilayah kampus k

Akhirnya Kutemukan Pop Sebenarnya (Review Album Senandung Senandika--Maliq & The Essential)

Gambar
Nama Artis : Maliq & The Essential Judul Album : Senandung Senandika Rilisan : Organic Records Tahun : 2017 Senang sekali bisa mengulas karya dari Maliq & The Essential. Apalagi mendengarnya. Bagi saya band ini adalah salah satu band pop terbaik yang dimiliki Indonesia hari ini.  Salah satunya adalah keberanian mereka untuk mendobrak zona nyaman mereka. Di sini lah menariknya definisi pop dalam kamus mereka.  Bisa saja mereka tetap bertahan dengan pakem yang sudah membuat mereka melejit—seperti layaknya kebanyakan band mainstream lainnya—dengan formulasi “Untitled”, “Terdiam”, ataupun “Dia”. Pilihan menukik itu membuat saya terkagum. Album Setapak Sriwendari dan utamanya Musik Pop . Dari komposisi musik dan lirik, mereka berusaha untuk membawa kita menelusuri era keemasan musik progressive rock dan Rumah Pengangsaan di tahun 70-an . Hal itu dilengkapi d

Dokter Gigi Harus Menciptakan Penyakit

Gambar
Pada suatu malam saya mengamati sebuah grup WhatsApp saya di gawai, isinya merupakan para alumni salah satu organisasi extra kampus di mantan institusi tempat saya belajar. Di salah satu grup seorang senior dokter gigi memosting tautan mengenai polemik kedokteran gigi kekinian. Yah, apa lagi kalau bukan soal prahara internsip kedokteran gigi.                 Di dalam tulisan itu, senior kedokteran gigi menolak--dengan seabrek rasionalisasinya-- Permenkes berkenaan dengan internsip tersebut . Garis besar isinya adalah bagaimana adanya kewajiban calon dokter gigi untuk melakukan internsip sebelum mendapat surat izin untuk berpraktek dan tanda registrasi. Saya sangat mengerti maksud senior saya untuk memosting tulisan itu di grup yang notabene isinya para begawan dan cerdik cendikia, namun apa daya tak berbalas seperti diharapkan. "Masalah terbesar dokter gigi di Indonesia adalah, lebih banyak dokter gigi dari pada jumlah gigi yang sakit. Tapi ini masih perlu di

Ketika Mitos dan Realitas Melebur (Review Buku Parabel Cervantes dan Don Quixote)

Gambar
Judul Buku.         : Parabel Cervantes dan Don Quixote  Penulis                 : Jorge Luis Borges Penerjemah         : Lutfi Mardiansyah Penerbit                : Gambang Buku Budaya Jumlah halaman  : 131  ISBN.                      : 978-602-6776-17-4 Membaca sebuah karya sastra, tak lengkap rasanya jika tidak membaca Jorge Luis Borges. Dia adalah seorang penulis dan pengarang asal Argentina.  Borges ditinggikan karena kontribusinya yang besar terhadap perkembangan sastra Amerika Latin dan genre realisme magis.  Untuk melihat gaya kepenulisan dan alam pikirannya yang rada njelimet, Kumpulan cerita Parabel Cervantes dan Don Quixote ini sangat layak dibaca,  terlebih untuk yang ingin memahami sastra realisme magis. Buku ini adalah terjemahan beberapa karya dari dua antologinya, Collected Fictions of Jorge Luis Borges dan The Book of Imaginary Beings .  Realisme magis dijelaskan sebagai salah satu genre sastra yang di mana fakta dan fantasi ataupun mitos bercampur dalam sebuah cerita