Keriting Itu Keren



Era SMA dan SMP saya menyimpan memori diskriminasi untuk pemilik rambut keiiting. Ya, era itu di mana rambut belah tengah dibilang keren dan rambut jabrik dengan Gatsby jel itu hukumnya fardu ain saat ke sekolah. Apa mi daya saya tumbuh dengan rambut keriting--kadang saya asosiasikan dengan rambut ikal. Rambut jenis ini ketika dibiarkan sedikit saja melebat, akan nampak meliar dan otomatis gunting guru BK akan membabatnya hingga cacat. Dibiarkan pendek pi, itu jadi pilihan. Hal ini saya alami juga saat masuk fakultas yang mengedepankan estetika pasien dan citra kerapian. 

Bisa dibilang beberapa bulan ini daya mendapat kebebasan untuk meliarkan rambut, hal yang jarang saya dapat kesempatannya selain pada saat menunggu pengunguman kelulusan SPMB. Tapi bayang-bayang guru BK dan aturan tidak tertulis institusi profesi seperti membayangi, hal itu ada di beberapa teman saya sesama awardee--untung saja mereka baik hati. 

Ah, saya jengah dengan imbauan dan arahan dari sesama teman-teman awardee untuk mencukur rambut. Mereka rasanya tidak tahu kalau jalan pedang lekat dengan sedikit kekumalan. Kehidupan jauh dari rutinitas kerja memang membuat lahirnya kebebasan, salah satunya ya kebebasan untuk melebatkan rambut sesuka hati. 

Ya sudahlah, karena saya cukup demokratis ji, saya meniatkan hati memangkas, tapi setiba-tiba bayangan tokoh-tokoh yang memang terkenal dengan rambut keriting dan gondrong yang (mungkin) dari mahkotanya itu lahir pemikiran-pemikiran dan buah karya brilian. 

1. Albert Einstein
Saya pikir saya tak perlu menjelaskan panjang lebar tentang fisikawan dengan teori relativitas ini.

2. Jimi Hendrix
Gitaris kidal ini memiliki karismatik dan permainan yang ciamik. Trek "Purple Haze" atau "Voodo Child" tak akan cantik tanpa tarian tangannya di atas fret-fret Fender Stratocaster dan notasi-notasi bluesnya, yang masih dipakai hingga hari ini. Rambutnya itu sangat ikonik yang setahu saya tidak pernah berubah hingga akhir hayatnya di usia 27.

3. Antonio Gramsci
Hidup di dalam penjara karena gagasan yang subversif, itulah pilihannya. Cowok Italia cum Sosiologist dan pakar politik ini dipenjara oleh pemerintah fasis Benito Mussolin. Nyatanya, hidup dan sakit di penjara mengasah berbagai pemikirannya hingga melahirkan teori hegemoni dan buku daras pemikiran politiknya, Prison Notebook.

4. Mark Twain
Terlahir dengan nama Samuel Longhorne Clemens, tapi terkenal dengan nama penanya, Mark Twain. Penulis The Adventures of Huckelberry Finn--yang ditasbihkan sebagai salah satu novel terbaik Amerika dan The Adventures of Tom Sawyer.Novelnya memiliki bahasa yang ringan disertai humor.

5. Michael Angelakos
Frontman unit synthpop Passion Pit ini sebenarnya tidak masuk dalam daftar musisi legendaris, tapi secara pribadi beberapa komposisi lagunya menjadi panutan saya dalam bermain synthetizer. Sekalipun kini sudah ditinggal banyak personilnya di album terakhirnya, ia tetap survive dan berkarya. Tidak mudah berdiri sendiri setelah ditinggalkan--mungkin persoalan perasaan bisa di sini.

****

Di depan pangkas Madura saya berdiri sembari memikirkan kecamuk itu. Saya melangkah menjauh dari tempat tersebut, sembari berujar dalam hati, keriting itu keren dan perlu dilestarikan. 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dari Gereja Hingga Eksplorasi Lokalitas (Review Buku Puisi Mario F. Lawi, Mendengarkan Coldplay)

Maaf Cak Nas (Obituari drg. Nasman Nuralim Ph.D)

Ketika Mitos dan Realitas Melebur (Review Buku Parabel Cervantes dan Don Quixote)