Dua Lailatul Qadar

Sampai saat ini magis Lailatul Qadar masih menjadi perdebatan banyak cendikia dan alim ulama. Dari mulai berlangsungnya, seperti pada pendapat  perawi hadis Ahmad dan Muslim, hingga penjelasan lain-lainnya. Apapun itu keutamaan bulan Ramadan terletak di malam itu.

Sepanjang sepertiga malam terakhir Ramadan, saya mendapati dua momen besar. Pertama, kelahiran anak ketiga dari sepupu saya. Sepupu saya ini adalah salah satu orang yang karib dengan saya. Bisa dibilang dia adalah rekan cerita yang baik sedari saya SD hingga sekarang. Dia sempat pesimis saat dokter pada bulan awal sempat meragukan anaknya bakal survive, dengan kondisi kandungan isterinya yang lemah.


Kedua, adalah penyelesaian magister seorang senior di kampus dulu. Senior ini adalah salah satu orang yang bertanggung jawab akan segelintir kesesatan yang saya jalani sepanjang berkuliah--salah satu fase penting dalam hidup saya. Ujian tesis sebagai puncak proses itu, diselesaikan saat di tengah pesimisnya untuk menyelesaikannya di bulan Ramadan.


Kedua hal di atas, saya dapatkan di malam yang nyaman dan segar, di malam mendekati akhir Ramadan. Keduanya hadir dalam kesulitan. Saya ingat penafsiran terhadap  Surah Al Qadr ayat 4:
"Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan."  Apa mungkin ini deus ex machina?

Sekalipun, tidak langsung terjadi pada saya, kedua momen itu memberi saya cambuk untuk melaju cepat akan dua hal yang akan saya tuju: pernikahan dan melanjutkan studi. Kapan itu sayapun cuma bisa menjawab, "Segera!"

Lailatul Qadar memang adalah perihal paling personal dalam setiap individu. Apakah kedua hal di atas adalah Lailatul Qadar? Secara pribadi itu yang saya rasakan. Tapi sekali lagi, ini tergantung anda mendefinisikannya. Bagaimana dengan anda?



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dari Gereja Hingga Eksplorasi Lokalitas (Review Buku Puisi Mario F. Lawi, Mendengarkan Coldplay)

Maaf Cak Nas (Obituari drg. Nasman Nuralim Ph.D)

Ketika Mitos dan Realitas Melebur (Review Buku Parabel Cervantes dan Don Quixote)