Jendela

Pagi adalah saat yang menjemukan bagi seorang pekerja, apalagi buat dokter yang setiap harinya dijejali "hectic days".
Saya memilih menatap sebuah jendela klinik tersebut. Bicara tentang jendela, saya selalu ingat kata Aan Mansyur. Menurutnya, manusia memang senang kepalsuan yang ada di balik jendela. Jendela layar handphone pintar, jendela layar televisi, jendela laptop. Jendela baginya adalah cermin kepalsuan dan kebohongan, dunia dalam rekaan simulakra dan simulasi.
Tapi bedanya dengan jendela yang satu ini. Jendela ini realitas. Dia bukan simulakra dan simulasi. Di situ saya melihat, pasangan saling melabrak dan marahan. Di situ saya melihat pencuri yang siap dimassa. Di situ saya melihat banjir dan peminta sumbangan membawa map dari pesantren entah berantah. Yang paling membahagiakan, di situ saya melihat senyum ramah pasien setelah menerima perawatan-terkadang juga setelah diberi potongan harga perawatan-di klinik. Inilah jendela, inilah realitas.
posted from Bloggeroid
Komentar
Posting Komentar