Jalan Lain Ujian Kompetensi

Ragu kata seorang filsuf Martin Heidegger, bisa dibilang ketakutan manusia akan masa depan. Ragu adalah keraguan akan menjawab tanda tanya kelangsungan kehidupan.

Sama halnya dengan keraguan seorang dokter gigi muda yang ragu untuk menembus rintangan terakhir mereka bernama ujian kompetensi atau yang lebih dikenal dengan "exit exam". Bayangkan saja ketika langkah terakhir perjalanan dokter gigi untuk meraih gelar yang sah tertahan oleh ujian ini - setiap tahunnya di institusi tempat saya belajar jumlah tidak lulus senantiasa meningkat hingga terakhir cuma meluluskan kurang lebih 10 orang dari 40 lebih orang yang ujian - hingga keterpaksaan untuk menunggu ujian untuk tiga bulan kedepan. Hal ini yang kemudian terjadi oleh beberapa rekan saya, yang notabene telah berkali - kali terpaksa mengulangi ujian ini.

Hingga tibalah di persimpangan keraguan yaitu : harapan dan keputusasaan. Banyak rekan - rekan saya yang apatis dan penerimaan stereotipe yang berulang karena keputusasaan, ada juga yang memilih mencari "jalan yang lain" demi setitik harapan sekalipun itu sulit.

Akhir bulan oktober adalah ujian kompetensi pertama saya (semoga juga yang terakhir). Tentu harapan itu masih ada, hingga "jalan yang lain" itu tersedia bernama Paspor. Paspor adalah sebuah bimbingan belajar ujian kompetensi yang konon didirikan oleh beberapa lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia - terlebih inferioritas sebagai mahasiswa dari daerah Timur masih kuat - untuk ujian kompetensi dokter gigi. Bimbingan ini tentu tidak gratis, para peserta harus mengocek jutaan rupiah untuk ikut. Ketika hampir semua rekan - rekan yang bakal mengikuti ujian kompetensi menolak dengan alasan tidak ada jaminan lulus atau terlalu malas. Saya justru memilih sebaliknya

Terpaksalah saya membuka tabungan saya, untuk mencukupi nominal biaya tersebut. Pinjaman terpaksa dilakukan, demi setapak langkah lagi di SIP (Surat Izin Praktek).

Dalam bimbingan tersebut yang berlangsung dari 13 - 25 Oktober 2015, saya bertemu 13 orang senior dan junior yang berada di titik nadir harapannya, setelah berkali-kali gagal di ujian tersebut. Serta dua orang pengajar, yang selama 10 hari selama hampir 4 jam per pertemuan membahas soal - soal ujian kompetensi lalu. Hampir 1000 soal telah kami bahas dan beberapa diantaranya diperdebatkan salah atau benarnya - yang beberapa belum tuntas hingga tulisan ini dibuat.

Terima kasih untuk bimbingan dan ilmu baru dari paspor. Namun saya lebih berterima kasih karena telah dipertemukan dengan senior dan junior saya yang senantiasa memberi harapan. Saya merasa dapat membantah seorang Martin Heidegger.

Kami tertawa ditengah pembahasan soal yang seharusnya mengerutkan kening, kami sempat bercanda ketika lainnya di luar super serius akan hal ini, kami bersemangat ketika sebagian lainnya sudah kehilangan gairahnya akan membuka kembali perdebatan texbook di soal - soal, kami berkorban ketika yang rekanan di luar skpetis akan bimbingan ini, hingga kami menggila ketika banyak yang seakan waras di dalam perjalanan menuju UKGDI (ujian kompetensi dokter gigi) 30 - 31 Oktober.

Namun apakah saya berhenti meragu ? Tidak... saya masih meragu, namun tawanya, candanya, semangatnya, kebersamaanya, kegilaannya, pengorbanannya, seakan memberi sececercah warna bagi kelabu yang akan menerkam. Memberi senyum ditengah kejamnya realitas dunia pendidikan dokter gigi. Paspor memang tidak memberi kepastian akan lulus, bimbingannya juga tidak memberi janji muluk. Tapi ke-13 orang yang berbeda itulah yang mendorong saya untuk percaya, bahwa selalu ada satu kemenangan dibalik banyak kekalahan, bahwa selalu ada setapak di dalam "Limbo" Raja Midas.

Apabila saya dapat melalui kompetisi yang tidak waras ini - ujian kompetensi mengharuskan ada yang tidak lulus dengan menghitung secara nasional nilai rata - rata seluruh peserta yang ikut, sehingga yang dibawah reratalah yang tidak lulus dan di atas rerata itulah yang lulus - saya berutang besar kepada ke-13 orang itu, yang juga beberapa diantaranya sudah berkali "kalah" di ujian kompetensi.

Semoga kami semua bisa melaluinya. Biarlah ragu itu ada di kami, agar harapan terus menghias di dalam doa yang kami panjatkan. Amin








posted from Bloggeroid

Komentar

  1. kepada pelanggan yang terhormat

    Apakah Anda membutuhkan pinjaman fleksibel dan mudah cepat yang sah? Kami menawarkan 2% Diskon, Pinjaman Kredit Usaha semua jenis', Personal Loan, Kredit Pertanian atau pembiayaan Proyek" Kami menawarkan pinjaman kepada individu, Pegawai Negeri Sipil / Umum, perusahaan di seluruh dunia. Konsolidasi Utang, meskipun Anda memiliki skor kredit yang rendah dan sulit untuk mendapatkan pinjaman dari bank lokal atau lembaga keuangan? Memiliki masalah dengan bank Anda, atau insitution keuangan lainnya? Kami juga membuat pinjaman kepada personil pengangguran, yang ingin startup bisnis di sana sendiri.
    Kami menawarkan pinjaman bebas stres, fleksibel dan mudah. kami di sini untuk membuat masalah Anda sesuatu dari masa lalu. Email Anda sekaligus, kami menjamin direclty dalam 24 jam pengobatan.
    Terapkan sekarang dan mendapatkan uang tunai Anda segera.

    Hubungi kami melalui email: HalimaJamiuloancompany@gmail.com;
    Facebook: Facebook.HalimaJamiuLoanCompany
    Bbm: 2AD353A2
    Syarat fleksibel dan Ketentuan

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dari Gereja Hingga Eksplorasi Lokalitas (Review Buku Puisi Mario F. Lawi, Mendengarkan Coldplay)

Maaf Cak Nas (Obituari drg. Nasman Nuralim Ph.D)

Ketika Mitos dan Realitas Melebur (Review Buku Parabel Cervantes dan Don Quixote)