Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2017

Hari-Hari Penuh Ketakutan Sang Korban Persekusi

Gambar
Ilustrasi: IDN Times Subuh itu saya dikagetkan (24/9) oleh riuh gemuruh grup Whatsaap kosan saya. Isinya tak lain adalah beberapa link berita bahwa dia adalah penista agama dan ujaran laknat-laknat lainnya. Dia adalah Andi Fadlan Irwan (26), seorang dokter, aktivis, sekaligus intelektual. Malam sebelumnya dia bertarung di Twitter bersama akun Twitter Tifatul Sembiring dan Taufiq Ismail perihal tragedi 1965. Dia menambah daftar keributan perihal itu. Ciutan itu langsung dibalas dengan rentetan makian, juga beberapa diantaranya adalah ancaman.Tak luput juga beberapa media yang tanpa klarifikasi. Ya, Fadlan telah menerima persekusi. Dalam hal ini saya memakai definsi Jaako Kuosmasen, yang menjelaskan tiga syarat persekusi: (1) ancaman asimetris dan sistemik; (2) bahaya berat dan berkelanjutan; dan, (3) sasaran diskriminatif dan tidak adli. [1] Salah satu media yang memberitakan Andi Fadlan Irwan secara sepihak Saya langsung mengobrak-abrik Twitter dan mengg...