Afi Jangan Berhenti!
Apapun yang ditabur itulah yang akan dipanen. Kira-kira itulah yang terjadi pada seorang anak SMA di Banyuwangi, Afi Nihaya Faradisa. Tulisan-tulisannya bernas dan kritis. Melampaui cara berpikir anak seusianya. Salah satunya adalah saya, yang saat itu masih berpikir untuk mendengar musik dibandingkan membaca buku Sigmund Freud. Lebih memilih menyusun rencana senang-senang di gigs dibanding harus menyusun kata-kata bermakna dan menggugah untuk dibagikan. Saya mengikuti perkembangannya di lini masa. Sering kali teman-teman di Facebook membagikan tulisannya. Salah satu tulisannya yang terbaik dan mendapat apresiasi khalayak banyak berjudul "Warisan". Ya, anak Blambangan itu cerdas dan kritis. Afi seorang intelektual muda dalam artian sebenarnya. Dia menampar para tua-tua seperti saya ini. Seperti tunas yang diberi paclobutrazol--semacam zat yang mempercepat pembuahan--secepat itulah Afi kemudian tumbuh dan berbuah. Tulisannya senantiasa menjadi v...