Masih Belum Percaya

Saya masih membasuh muka beberapa kali ini tidak percaya saat memandang sebuah buku di susunan rak saya. Saya masih belum percaya akan buku merah itu terpajang dan menuliskan nama "Dhihram Tenrisau". Saya masih belum dapat percaya bahwa saya menerbitkan sebuah buku. Teringat akan pesan singkat senior dari Tarakan, Ade Saktiawan yang mengutip seorang penulis besar tersohor Puthut EA : " Saya tak bisa bayangkan manusia hidup tanpa karya " Setidaknya saya sudah bisa menjadi manusia dalam konteks Puthut EA itu. Masih teringat banyak kenangan di dalam buku ini. Semua berawal dari suatu kontestasi politik yang saya ikuti. Kontestasi yang membutuhkan peran kecil seorang amatiran ini, memberi modal yang cukup untuk biaya produksi - dengan tambahan beberapa pasien cabut gigi - buku ini. Dengan kontak jarak jauh lewat surat elektronik Makassar-Pekanbaru, Kepingan buku ini disusun. Tak terlupa bagaimana itu kenangan dari penulisan hingga proses pembuatannya ya...